"BERAPA MODAL FINANSIAL YANG ANDA PERLUKAN, UNTUK MEMULAI BISNIS?"
Pada edisi ini, kita akan membahas bersama
mengenai peluang dan kesempatan bisnis yang ada. Sebagai permulaan, kita akan
lihat dan mencoba menganalisa, kategori bisnis yang umum dan ada sekarang;
bisnis konvensional.
"Apa
sih bisnis konvensional itu? Kok terdengar kuno, ya?"
Ya, emang gitu kok! Disebut bisnis
konvensional karena bisnis dalam kategori ini sudah ada sejak dulu, dan secara
umum dilakukan oleh kebanyakan orang-orang di dunia ini. Buka toko kelontong,
warung, restoran, cafe, toko komputer, pulsa, warnet, wartel, bisnis
pertambangan, dlsbnya, adalah sedikit contoh dari bisnis konvensional.
Oke, trus bagaimana kita menganalisa bisnis
konvensional ini dalam kaitannya dengan faktor 4-i (investment, income,
insurance, dan inheritence) yang kita pelajari pada edisi lalu?
Mari kita mulai;
INVESTASI
Mulai lah dengan bertanya kepada diri Anda
sendiri;
"berapa
modal finansial yang Anda butuhkan untuk memulai bisnis yang Anda pilih? Berapa
resiko yang harus Anda tanggung jika bisnis Anda tidak berjalan sebagaimana
mestinya? Apakah Anda sanggup untuk menanggung semua kerugian finansial yang
mungkin terjadi?"
Faktor investasi inilah yang menyebabkan
banyak orang segan untuk memulai bisnis sendiri. Apalagi untuk orang dari
kalangan kelas miskin dan menengah.
INCOME
Lihat,
apakah income yang akan Anda dapatkan dari bisnis Anda, tidak terbatas?
Umumnya, untuk meningkatkan income dari
bisnis konvensional, Anda harus melakukan peningkatan dari sisi investasi!
Demikian seterusnya.
INSURANCE
"Apakah
bisnis Anda memungkinkan Anda untuk terus mendapatkan income, walaupun Anda
tidak bekerja (residual income)?"
Kenyataannya adalah semakin tumbuh dan
berkembangnya sebuah bisnis, akan membuat pemiliknya terpaksa untuk terikat dan
"menikah" dengan bisnisnya! Kenapa begitu? Karena tidak ada yang
lebih perduli dengan suatu bisnis, kecuali si pemiliki bisnis tersebut! Sekali
Anda berhenti, maka bisnis Anda pun secara pasti akan berhenti.
INHERITENCE
"Apakah
bisnis Anda dapat Anda perlakukan sebagai sebuah aset yang langsung dapat Anda
wariskan kepada siapa saja?"
Coba bayangkan misalnya Anda memiliki bisnis
kafe, kemudian tibalah saatnya Anda untuk pensiun dan menikmati hari tua Anda.
Anak, keponakan, saudara, atau kerabat lainnya, adalah orang-orang pertama yang
ada dibenak Anda untuk meneruskan menjalankan bisnis kafe Anda. Tapi kamingnya,
tidak ada satupun dari mereka yang tertarik untuk meneruskan bisnis kafe Anda.
Anak Anda terobsesi untuk menjadi model, keponakan Anda lebih tertarik untuk
menjadi konsultan pajak, dan orang-orang dekat Anda lainnya tidak merasa
memiliki keahlian untuk menjalankan kafe. Apa yang terjadi dengan bisnis kafe
Anda? Apa yang terjadi dengan rencana pensiun Anda?
Bisnis konvensional dan investasi uang
dipasar modal, membutuhkan modal finansial yang besar. Faktor modal finansial
ini adalah merupakan faktor utama yang menyebabkan banyak orang -yang sudah
sadar akan pentingnya memiliki usaha sendiri- terhambat untuk memulai sebuah
bisnis.
"Tidak
Hanya Itu, Bisnis Konvensional
Juga
Membutuhkan 'Skill' Dan Pengalaman"
Anggaplah Anda memiliki modal finansial untuk
memulai usaha sendiri. Tapi, apakah Anda memiliki pengalaman dan skill yang
dibutuhkan? Siapa yang memiliki skill dan pengalaman tersebut? Apakah mereka
bersedia mengajarkan Anda segala skill dan pengalaman yang dibutuhkan untuk
memulai sebuah bisnis?
Jawaban yang paling sederhana adalah, Anda
dapat belajar dari para pebisnis dilingkungan Anda. Lihat disekeliling Anda, ada
berapa banyak para pebisnis. Dan coba dekati mereka, dan minta mereka untuk
mengajari Anda segala pengalaman dan skill yang mereka punya.
Jangan kecewa, mereka mungkin benar-benar mau
membantu Anda, tapi mereka tidak punya waktu untuk berbagi ilmu dengan Anda.
Kebanyakan dari mereka sudah terperangkap oleh tuntutan dan kesibukan
sehari-hari bisnis mereka sendiri.
Kita sudah terbiasa mendengar istilah
"bisnis keluarga", hal tersebut sangat lumrah, karena biasanya, hanya
keluarga dekatlah yang bisa mendapatkan ilmu bisnis, dan diberi kesempatan
untuk belajar bisnis. Lihat keluarga Liem, lihat keluarga Bakrie, lihat
keluarga Eka Tjipta, keluarga Cendana, keluarga Axa, keluarga Kalla, dll.
Sekarang, apakah kita cukup beruntung untuk
menjadi salah satu dari anggota keluarga konglemerat bisnis besar tersebut?
Sehingga kita bisa belajar dan diberi kesempatan?
kami punya sebuah peluang yang dapat
dilakukan oleh siapa saja, tanpa modal finansial besar dan tanpa perlu
pengalaman. Yang diperlukan hanya keinginan kuat dari Anda dan kesedian Anda
untuk belajar dan dilatih.
Sumber : http://www.keindahanhidup.com
0 komentar: