Strategi Launching, Bukan Hanya Peluncuran Biasa
Launching adalah saat-saat yang sangat dinanti oleh perusahaan. Bukan karena launching adalah saat dirilisnya produk ke pasar, bukan hanya itu. Melainkan seperti seorang bayi yang akan menjadi anggota baru dalam keluarga, terus tumbuh menjadi anak, lalu kemudian dewasa. Produk dapat dianalogikan seperti seorang anggota baru keluarga yang diharapkan dapat meningkatkan citra baik keluarga (nantinya) serta memberikan kebanggaan bagi keluarga tersebut.
Bagaimana seharusnya anda dan perusahaan memperlakukan produk baru. Produk baru yang diharapkan akan menjadi tulang punggung (back bone) bisnis perusahaan anda. Produk yang saat ini adalah question mark, lalu menjadi stars, lalu bertahan sebagai cash cowsperusahaan. Layaknya putra atau putri dalam keluarga, tidak ada yang kelahirannya tidak diinginkan. Justru kelahirannya sangat dipersiapkan. Supaya dapat menjadi sinar terang di masa depan yang cerah bagi keluarga.
Produk atau service yang baru ini, harus diawali oleh riset yang dalam terutama mengenai existing product sebagai calon kompetitor nantinya, serta bagaimana positioning produk atau service ini di mata target customer. Visi terhadap produk atau service juga harus ada. Terutama bagaimana produk atau service ini akan dipromosikan dan dipublikasikan. Baru kemudian produk dikembangkan aspek teknis maupun bisnisnya, oleh bagian research and development (untuk teknis) dan business development (aspek bisnis).
Bagian keuangan bertugas untuk menghitung biaya-biaya hingga cost of good solds (harga barang keluar dari pabrik). bagian purchasing harus mampu menghitung biaya pembelian dengan manfaat yang paling ekonomis. serta, harus mampu menegosiasi harga. Untuk hari-h event launching, yang harus dipikirkan adalah, tokoh atau pejabat atau selebriti mana yang akan dihadirkan? eksekusi teknisnya perlu sangat rapi. konsep yang sudah luar biasa bagus, akan sia-sia kan kalau gagal di teknis?
Publikasi harus dipikirkan sebaik-baiknya. Hadirkan audiens sebanyak-banyaknya untuk hari-h event launching. Sebelumnya, media cetak maupun elektronik juga harus diundang. Agar pada momentum pasca event, ada informasi lebih lanjut dari pihak media kepada masyarakat umum. Peluncuran produk, secara massal, juga harus diperhatikan baik-baik momentumnya. contoh. Televisi sebenarnya sudah ditemukan sejak 1930-an. Tetapi momentum perang dunia justru mengubur pasar potensial yang dimiliki oleh produsen televisi saat itu. Momentum penerimaan pasar televisi ternyata baru hadir pasca perang dunia kedua.
Sumber artikel: strategibisnisanda.com dan redaksi JPMI
0 komentar: